Berdaya dari Rumah Bersama IIDN

  Sekolah tinggi-tinggi jatuhnya di dapur, kasur dan sumur. 

 Selentingan kalimat pedas pertama kali kudengar saat menjadi ibu rumah tangga. Itu belum dari keluarga yang juga menyayangkan kenapa nggak produktif setelah menikah. Orang tua sudah susah payah menyekolahkan hingga sarjana. Bekerja cuma sebentar lalu resign hanya karena ingin fokus mengasuh anak. Rasanya nyes di hati.

 Hidup yang semula tenang dan bahagia seketika terusik. Awal-awal no baper, tegar. Eh ujung-ujungnya kebawa perasaan juga. Pusingnya tujuh keliling. Jadi mudah emosi dan sering sakit kepala.  Lalu muncul konflik baru di rumah tangga. Gesekan perbedaan dengan suami semakin besar. 

Puncaknya setiap lebaran yang biasa jadi ajang pamer pencapaian menjadi hal yang takbisa dielakkan. Posisiku sebagai ibu rumah tangga makin disorot. Dianggap sepele, jika dibandingkan dengan yang berkarir. Seakan-akan mereka yang bekerja mendapatkan tahta tertinggi. Sementara aku dipandang rendah. Padahal tugas ini rumah tangga luar biasa dari pagi hingga pagi lagi takada habisnya pekerjaannya.

 Dalam keadaan panik. Mulai mencari komunitas di media sosial. Hingga bertemulah dengan grup IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) di facebook, komunitas perempuan yang benar-benar membuatku berdaya. Dulu aku kira saat memutuskan menjadi ibu rumah tangga segalanya akan usai termasuk karir dan pencapaianku


Namun, saat melihat para emak yang produktif di grup IIDN  melahirkan banyak karya, mulai tumbuh keinginan untuk berdaya seperti mereka. Ada yang punya anak masih kecil-kecil, tapi masya Allah Semangatnya luar biasa dalam berdaya. 

 

 Kenapa enggak dimulai dari menulis? Banyak keresahan yang kurasakan saat itu. Daripada hanya jadi curhatan yang nggak jelas di medsos mending ditulis dalam sebuah cerita. Apalagi di grup IIDN memberikan banyak materi gratis seputar kepenulisan. Ada Senin Semangat, Selasa Blog, Rabu Buku, Kamis Puisi, Jumat Fiksi dan Sabtu Puebi. Lalu kelas menulis berbayar ataupun free semuanya bertujuan untuk mengasah kemampuan anggota menjadi lebih baik. Ada challenge yang bisa diikuti para anggota. 

 Dari sini mulai nyaman berada dalam grup komunitas penulis. Banyak insight yang diberikan oleh para mentor sebagai modal menjadi penulis. Mulai dari menambah referensi bacaan, menonton film dan melatih kemampuan menulis.

 Aku yang biasanya hanya menjadi silent rider di grup. Diam-diam mulai memberanikan diri menulis dan memposting karya di medsos. Mencoba ikutan challenge meski di awal selalu gagal, tapi terus semangat belajar. Di IIDN menemukan banyak teman. Kami saling support untuk selalu berdaya sesuai dengan kemampuan masing-masing. 

 Hingga akhirnya mencoba ikut challenge yang diselenggarakan oleh pihak lain. Dan Alhamdulillah masuk menjadi penulis pilihan. Mulai melebarkan sayap mencoba peruntungan menjadi penulis platform dan Alhamdulillah diberikan kelancaran mendapatkan gaji per bulan.

 Terima kasih buat IIDN yang sudah menyuntikkan motivasi agar menjadi berdaya di mana pun kita berada. Terutama bagi para emak seperti saya yang aktivitasnya banyak menghabiskan waktu di rumah. Rasanya seperti mimpi bisa punya karya atau penghasilan dari menulis. Bahkan tak pernah terbayangkan sama sekali. Perjumpaan dua tahun yang lalu mengantarkan saya menjadi perempuan produktif.

 Buat teman-teman lainnya. Jangan pernah berhenti bermimpi. Kalian bisa bergabung di komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis di sini banyak ilmu yang bisa kita dapatkan di sana. Tinggal perbanyak praktik dan aktif mengikuti  materi harian yang di share di grup. Jadikan setiap hinaan atau cacian menjadi semangat untuk semakin berdaya baik dalam rumah maupun sektor publik.

 Semoga di dua belas tahun, IIDN makin jaya. Banyak para perempuan yang berdaya dan produktif, menjadi komunitas penulis yang besar dan menginspirasi. Bersama IIDN, kita bisa .....šŸ„°


 #12tahunIIDN

#BangkitBerkaryaIIDN

#LombaBlogIIDN


 


 






Comments

Popular posts from this blog

KONSEP LIVABLE CITY BIKIN AWET MUDA DAN ANTI AGING PALING AMPUH

BELAJAR DARI KAMPUNG LALI GADGET, “PERMAINAN TRADISIONAL KEMBALI JADI IDOLA ANAK”

TYROL