Posts

Showing posts from July, 2020

Jadi Penulis Konten itu Asyik Gak Yah?

Image
Just share aja. Bermula dari rasa penasaran dengan job penulis freelance. Tiap ada info loker, pasti iseng daftar. Selain pengen tahu sistem kerjanya, juga penasaran berapa sih feenya.  Ternyata feenya itu bervariatif, tergantung si penyedia jasa.  Ada yang memberikan harga yang pantas, ada juga yang sebaliknya. Yang bikin geleng kepala itu, penyedia konten tulisan yang bikin loker di grup sosmed. Yang daftar buanyak. Asli bikin penasaran. Akhirnya coba ikutan daftar. Tiap hari selalu ada topik berbeda yang dituliskan. Tergantung kesanggupan kita bisa menulis berapa. Jika sanggup menulis tiga artikel. Maka akan mendapatkan fee tiga kali lipat. Untuk penulisan artikel, sebenarnya cukup mudah dibandingkan cerpen atau novel. Menurut saya. Karena gak harus menjelaskan detail tentang gambaran di sekitar. Yang membuat pembaca seolah bisa merasakan peristiwa yang terjadi.  Ketika data yang dimiliki lengkap,  bisa langsung menuliskannya. Semakin banyak referensi bacaan, menulis artikel jadi

Aksara Lontara

Image
Menuliskan cerita ini. Mengingatkanku akan memori semasa di sekolah. Ada satu pelajaran yang paling aku sukai sejak SD hingga SMP yaitu bahasa jawa. Karena begitu cintanya, sampai membeli kamus bahasa jawa dan memesannya langsung kepada Bu Yayuk, semoga gak salah sebut. Karena sudah lama gak bertemu beliau.  Kalau dulu yang keren itu punya kamus bahasa inggris. Aku malah asyik dengan kamus bahasa jawaku. Sore tadi pas asyik gogling. Gak sengaja dapat info baru. Ternyata gak hanya orang Jawa yang punya aksara Hanacaraka. Orang Bugis pun juga punya aksara lontara.  Makin tertarik dan  cari info dari berbagai sumber, aksara lontara ini dibuat pertama kali oleh Daeng Pammate pada abad 14 silam. Seorang putra Gowa kelahiran Lakiung yang hidup pada masa pemerintahan Karaeng Tumapa’risi Kallonna. Dinamakan Lontara Toa atau Lontara Jangang-Jangang, karena bentuknya yang menyerupai burung (jangang-jangang).  Karena pengaruh  budaya Islam yang masuk mulai abad ke 19 di kalangan istana. Maka aksa

KABAR DARI NAHRUL BARID

Image
Yusnawati             Sudah seminggu ini kawan, aku merindukan suasana desa. Kangen sama hawa sejuknya, alam pemandangannya dan kebiasaan pagi di sana. Karena adanya pandemi, perjalanan mudik batal, banyak stay di rumah. Memanfaatkan waktu luang dengan menyelesaikan naskah yang tertunda dan mendengarkan kajian online. Untuk mengobati kerinduan, biasanya googling atau buka instagram kemudian memandangi foto-foto itu sembari membayangkan berada di sana.             Pagi ini, entah apa yang menggerakkan hatiku. Tiba-tiba aku juga rindu dengan saudaraku di selatan jalur Gaza. Sudah lebih dari tiga bulan aku tak tau kabarnya. Padahal biasanya, aku rajin nonton channel youtubenya Muhammad Husein Gaza. Untuk sekedar melihat kondisi saudaraku di masa pandemi. Dan hari ini rasanya tepat sekali, video yang kutonton pertama kali saat aku membuka youtube adalah tentang desa terpencil di jalur Gaza.   Entah suatu kebetulan atau tidak. Di saat aku rindu desa. Ternyata ada kondisi desa di jalur G