KABAR DARI NAHRUL BARID
Yusnawati
Sudah
seminggu ini kawan, aku merindukan suasana desa. Kangen sama hawa sejuknya,
alam pemandangannya dan kebiasaan pagi di sana. Karena adanya pandemi,
perjalanan mudik batal, banyak stay di rumah. Memanfaatkan waktu luang dengan menyelesaikan
naskah yang tertunda dan mendengarkan kajian online. Untuk mengobati kerinduan,
biasanya googling atau buka instagram kemudian memandangi foto-foto itu sembari
membayangkan berada di sana.
Pagi
ini, entah apa yang menggerakkan hatiku. Tiba-tiba aku juga rindu dengan
saudaraku di selatan jalur Gaza. Sudah lebih dari tiga bulan aku tak tau
kabarnya. Padahal biasanya, aku rajin nonton channel youtubenya Muhammad Husein
Gaza. Untuk sekedar melihat kondisi saudaraku di masa pandemi. Dan hari ini
rasanya tepat sekali, video yang kutonton pertama kali saat aku membuka youtube
adalah tentang desa terpencil di jalur Gaza.
Entah suatu kebetulan atau tidak. Di saat aku rindu desa. Ternyata ada
kondisi desa di jalur Gaza yang cukup memprihatinkan.
Desa
itu namanya, Nahrul Barid berada di Khan Younis. Sebuah desa yang jauh dari
gambaran kesejukan dan keindahan alamnya. Di desa itu berdiri bangunan rumah
berukuran 4x4 meter dihuni oleh sepuluh orang anggota keluarga. Bisa dibayangkan
sesaknya rumah itu. Apalagi para penghuni rumah itu, kebanyakan anak- anak
dengan usia antara dua hingga delapan tahun. Dengan fasilitas jauh dari
kelayakan. Tumpukan barang-barang bekas berserakan di mana-mana. Atap rumah
ditutup seadanya dengan seng. Apabila panas akan terasa terbakar di kulit,
belum lagi kamar mandi dan wcnya sangat kurang layak. Sepertinya bangunan rumah
di desa ini bekas pemboman tentara-tentara zionis yang kemudian masih
dipertahankan dan ditempati. Terlihat banyak barang-barang rongsokan di
mana-mana. Dinding-dinding rumah yang sebagian hancur, hanya ditutupi kain agar
tidak terlihat dari luar.
Meskipun
dengan kondisi serba kekurangan dan diblokade, tapi anak-anak di sana selalu
tersenyum tak menampakkan wajah-wajah kesedihan. Mereka bermain dengan
fasilitas seadanya. Ada yang bermain di atas di tumpukan mobil bekas yang sudah
hancur, bermain sepeda, ada juga yang hanya berdiri melihat teman-temannya. Rasanya
tak pantas untuk mengeluh, jika melihat kondisi saudara kita di Gaza.
Semakin terharu ketika di video itu, para relawan membagikan bungkusan berisi permen dan makanan ringan kepada anak-anak Gaza. Karena jumlahnya terbatas. Masih ada anak-anak yang belum mendapatkan hadiah. Tapi tak ada tangisan, rengekan dari anak-anak itu. Mereka hanya berlalu, dan pergi sambil tersenyum. Sementara teman lainnya yang melihat membagi hadiah itu dan memakannya bersama-sama.
Saat
rombongan relawan akan pergi, ada seorang bapak-bapak yang berlari menghampiri
fotografer. Dan meminta izin untuk mengatakan sesuatu. Si Bapak itu mengucapkan
terima kasih kepada saudara yang ada di Indonesia atas hadiah yang luar biasa. Yang
telah membuat anak-anak mereka bahagia. Dan mendoakan kepada saudara yang ada
di Indonesia dipanjangkan usianya dan diberkahi kebaikan oleh allah.
Jangan
pernah lupa doakan saudara-saudara kita di Gaza di setiap sholat kita. Jika punya
rezeki berlebih bisa berdonasi buat mereka. Semoga Allah jaga dan lindungi
saudara kita di Palestina hingga hari akhir tiba.
Sidoarjo, 14/07/2010
Comments
Post a Comment
Silahkan berikan saran dan kritik terhadap tulisan ini