KISAH MILLI DAN GANG SEMPIT

Jika bukan karena milli, aku tak mengenal gang sempit itu. Gang tak kasat mata. Padahal ia dekat dengan pusat perbelanjaan, di antara bangunan kuno di jalan rajawali Surabaya. Sulit menemukannya jika bukan warga asli pecinan.

Aku dapatkan info tentang gang itu dari seorang kawan sekolah. Ia biasa berdagang milli. Harus merajuk puluhan kali, baru ia bocorkan tentang rahasia gang sempit itu. Sepi, sangat sepi sekali. Semua bangunan kuno itu bercat putih. Mirip perkampungan mati.

Aku terus melangkah hingga sampai tujuan. Ku ketuk pintu rumah, ada seorang lelaki paruh baya. Ia hanya memandangku, lalu meminta kertas dari tanganku. Setelah ia baca, barulah aku bisa masuk. Tak ada komunikasi.

Aku kaget, di dalam ternyata sangat luas ada banyak neraca obat, timbangan milligram lengkap dengan satuan terkecilnya. Kulihat beberapa pekerja sangat sibuk membuat timbangan. Semuanya berwajah pribumi.

Sekian lama baru ku tahu, mereka sengaja mengasingkan diri. Agar terbebas dari pajak negara.

Comments

Popular posts from this blog

KONSEP LIVABLE CITY BIKIN AWET MUDA DAN ANTI AGING PALING AMPUH

BELAJAR DARI KAMPUNG LALI GADGET, “PERMAINAN TRADISIONAL KEMBALI JADI IDOLA ANAK”

TYROL