MEMELUK MIMPI RUMAH PERTAMA
“Bermimpilah setinggi-tingginya, catat mimpi itu kemudian tempel di tempat yang sering kau lihat. Jika semangatmu melemah, lihatlah coretan itu kau akan termotivasi. Rajutlah mimpimu dalam setiap doa-doamu.”
Sebuah kata motivasi yang selau
kuingat hingga hari ini. Tak ada yang tak mungkin dalam hidup ini. Selalu ada
jalan untuk meraihnya. Setiap orang bebas bermimpi, termasuk diriku. Mimpi tak
memandang status, kaya atau miskin, cantik atau jelek, berkulit putih atau
hitam, berhidung mancung atau pesek, bertubuh gemuk atau kurus. Siapapun bebas melukiskan
impian terbaiknya.
Bicara tentang mimpi, teringat kisah
sang proklamator, Muhammad Hatta yang lebih dikenal dengan Bung Hatta. Beliau juga
pernah bermimpi, ingin sekali memiliki sepatu Bally. Sepatu buatan Swiss yang
sangat terkenal di zaman itu. Karena kualitasnya yang bagus, nyaman digunakan dan
harganya mahal. Saat melihat iklan sepatu yang diidamkan di sebuah koran,
beliau gunting iklan itu dan menyimpannya. Meskipun hingga akhir hayatnya,
sepatu itu tak pernah terbeli. Karena uang yang ditabung digunakan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga dan membantu kerabat yang membutuhkan. Tapi mimpi
itu penyemangat dalam hidup.
Termasuk mimpiku memiliki rumah. Ah,
menuliskan kisah ini membawaku kembali mengenang episode kehidupan tiga belas
tahun yang lalu. Saat aku masih bekerja di layanan komunikasi. Waktu itu, aku
sedang mengantar seorang teman menghadiri pameran perumahan. Kami melihat-lihat
maket rumah, mengambil brosur hingga bertanya kepada sales perumahan. Dan
kebetulan ada program rumah rakyat yang bersubsidi dari Pemerintah. Dengan uang
muka yang ringan sekitar delapan jutaan dan bisa diangsur hingga satu tahun.
Angsuran perbulannya juga sangat murah kisaran dua ratus ribuan.
Sangat terjangkau buat memiliki hunian
di kota Sidoarjo. Tapi sayang, karena untuk realisasi pembangunanya masih dua
tahun lagi. Temanku membatalkan, butuh hunian yang siap ditinggali bersama keluarganya. Berbeda
denganku, yang awalnya hanya mengantar saja, tetiba keinginan memiliki rumah sangat
kuat, padahal status masih single. Akhirnya,
kusimpan brosur itu dengan baik. Setiap salat selalu kubawa dan berdoa agar
dimudahkan untuk mempunyai rumah. Doa-doa itu terus kupanjatkan. Satu tahun,
dua tahun masih belum terkabul. Hingga aku mulai melupakan doaku, dan terjebak
rutinitas pekerjaan.
Di tahun ketiga, saat aku menikah.
Aku bertemu lagi dengan brosur itu, warnanya masih sama, gambar ilustrasi rumah
beserta tulisannya juga sama persis. Hanya bentuknya dibuat lebih mini. Kali
ini ia datang menghampiriku, lewat suami. Bagi pasangan muda sepertiku,
mempunyai rumah sendiri, tidak mengontrak sudah kebahagiaan luar biasa. Adanya
program rumah subsidi dari Pemerintah sangat membantuku untuk mewujudkan mimpiku
yang tertunda.
Membeli
rumah di daerah perkotaan semakin kecil harapannya. Apalagi harga rumah di kota
Surabaya sudah melangit, rata-rata rumah murah yang dijual berada di lokasi
gang sempit dengan luas tanah 50 m2.
Kalaupun ada rumah baru, angsurannya sangat tidak bersahabat dengan
kondisi keuanganku. Tepat di bulan Januari 2010, aku berhasil memeluk mimpiku
mempunyai hunian yang berlokasi di Perumahan Surya Residence, Dukuh Tengah,
Buduran, Sidoarjo. Rumah tipe 21, dengan luas lahan 6x15 atau 90 m2.
Kamar satu, kamar mandi dan ada ruang tamu mini. Bagiku tak jadi soal, yang
penting impian memiliki rumah sudah tercapai. Kalau tidak dari awal
direncanakan, akan semakin susah untuk mewujudkan. Seiring dengan kebutuhan
hidp yang terus naik.
Jalan
depan rumah juga lumayan luas, dengan lebar kurang lebih 3,5 meter.
Memungkinkan anak-anak bebas bermain, berbeda dengan di Surabaya. Mendapatkan
harga rumah murah tapi di lokasi perkampungan dengan akses jalan yang sempit. Kalaupun
ada, lolasinya jauh berada di pinggir kota surabaya. Proses memiliki rumah KPR
di Sidoarjo juga sangat mudah. Membayar uang tanda jadi satu juta rupiah.
Mengurus surat keterangan belum memiliki rumah di kelurahan, menyerahkan slip
gaji suami dan kelengkapan surat lainnya.
Baru
mendapatkan serah kunci rumah setelah membayar uang muka enam belas juta
rupiah. Angsurannya sangat murah hanya lima ratus lima puluh ribu rupiah setiap
bulannya selama sepuluh tahun. Sistem pembayarannya flat. Alhamdulillah di awal
bulan Januari 2021 rumah ini lunas. Kurang lima bulan lagi hehehe.
Gak
terasa udah hampir sepuluh tahun memiliki rumah ini. Sekarang sudah banyak
berubah, bangunannya tidak seperti dulu. Sudah bertambah dua kamar, lahan
belakang rumah yang dulunya kosong juga sudah tertutup rapat.
MEMILIKI RUMAH
BAGI GENERASI MILENIAL, MUNGKINKAH?
Kalau saya termasuk angkatan semi
old yang akhirnya berhasil memiliki rumah dengan program subsidi dari
Pemerintah hehhe. Bagaimana dengan nasib generasi milenial saat ini?
Dengan adanya capaian Program Sejuta
Rumah per tanggal 11 Mei 2020 sebesar 215.662 unit, untuk Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) sebanyak 169.317 unit dan rumah untuk non MBR
sebanyak 46.345. Apa yang telah disampaikan oleh Direktur Jenderal Perumahan
Khalawi Abdul Hamid di Jakarta pada hari Jumat, 20 Mei 2020 sangat memungkinkan
bagi generasi milenial memiliki rumah. (Baca
di sini)
Ditambah dengan dukungan kerjasama
antara Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) yang mengandeng Bank BTN dan PT Sarana Multi Finance (SMF)
semakin memudahkan untuk mendapatkan hunian. Tinggal disesuaikan dengan budget
pendapatan masing-masing individu. Yang penting tidak gengsi membeli rumah
“murah”. Karena ada banyak generasi milenial yang memaksakan diri memiliki
huniah mewah atau premium tanpa memperhitungkan anggaran kebutuhan hidupnya.
Demi
menjaga gengsi, mereka rela hidup layaknya orang kaya baru dengan menumpuk
hutang di sana-sini. Gak hanya rumah saja, mobil, kebutuhan hidup lainnya juga
dipenuhi dengan berhutang. Alhasil, tagihan kartu kredit membengkak untuk membiayai gaya hidup. Ada
juga generasi milenial yang pendapatannya pas-pasan. Rumah masih sewa atau
kontrak, tapi gaya hidupnya mewah. Hingga anak-anaknya dewasa, memiliki rumah
hanya sekedar impian.
Semua
karena pola manajemen keuangan keluarga yang kurang dipersiapkan, tidak bisa
memilah mana kebutuhan yang harus diprioritaskan dan kebutuhan yang masih bisa
ditangguhkan untuk pemenuhannya. Misanya kebutuhan pokok, biaya sekolah, biaya
listrik, air harus diutamakan, sedangkan beli baju, ganti hape, makan di luar
gak harus dipenuhi setiap bulan. Termasuk biaya jajan anak juga harus diatur.
Ada keluarga yang ekonominya pas-pasan, membiarkan anaknya jajan tanpa batasan.
Semua keinginan dipenuhi, termasuk membiarkan sang anak bermain game secara
terus menerus. Itu semua akan berpengaruh terhadap pencapaian sebuah keluarga
dalam memiliki rumah.
Jangan
hanya mengeluh pendapatan kecil, pemasukan semakin susah dan impian membeli
rumah mustahil jika belum maksimal mengupayakannya. Selalu ada jalan bagi yang
berusaha dengan sungguh-sungguh. Jujur, kalau mau totalitas, jangankan rumah
subsidi, rumah mewah pun juga bakal terbeli dengan cash. Jalan menuju
kesuksesan tidak mudah, akan ada banyak halangan, rintangan yang menjadi bagian
dari sebuah perjalanan menuju impian.
Adanya
upaya dari Kementerian PUPR yang terus mempermudah akses kepemilikan rumah
layak huni dan terjangkau bagi masyarakat rendah, menjadi angin segar bagi
generasi melienial. Peraturan Menteri PUPR Nomor 13/PRT/M/2019 tentang bantuan
pembiayaan perumahan berbasis tabungan semakin meringankan. Persyaratan uang
muka yang semula miminal 5% menjadi 1%. Persyaratan menabung pada sistem
perbankan yang semula 6 bulan menjadi 3 bulan. Perpanjangan masa berlaku surat
keputusan Penerimaan Manfaat BP2BT kepemilikan rumah bersubsidi dari 20 hari
menjadi 30 hari. Terakhir relaksasi persyaratan Setifikat Laik Fungsi (SLF)
sebelum akad kredit menjadi surat pernyataan kelaikan fungsi bangunan rumah
dari pengkaji teknis, pengawas kontruksi atau manajemen konstruksi. Kementerian
PUPR juga mendorong pengembang dan perbankan serta stakeholder untuk mengutamakan kualitas rumah subsisi. Sehingga
pembeli merasa nyaman menempati rumah subsidi. Hingga 30 Oktober 2019, terdapat
19 Asosiasi Pengembang Perumahan serta 13.384 Pengembang Perumahan yang telah
terdaftar dalam Pengelolaan Sistem Informasi Registrasi Pengembang (Baca
di sini).
Bagi
generasi milenial yang tidak ingin terjebak riba bisa memilih rumah syariah. Dengan
memilih developer yang amanah. Seperti halnya perumahan syariah modern di
kawasan Juanda yang mendukung tumbuh kembang keluarga sakinah dan generasi
robbani. Menghadirkan varian unit rumah tipe 36 dengan luas tanah 75 m2
dan rumah tipe 45 dengan luas tanah 84 m2. Tanpa berhubungan dengan
Bank, pembelian langsung ke developer tanpa melibatkan pihak ketiga. Tidak ada
denda atas keterlambatan angsuran. Karena denda dalam suatu akad jual beli yang
telah disepakati adalah riba. Tanpa BI checking,
tanpa sita, tanpa riba dan tanpa akad bathil, dimana transaksi tunai atau
cicilan nilainya jelas dan tetap tanpa terpengaruh naik turunnya suku bunga.
Ditambah
dengan fasilitas premium air bersih, rumah tahfidz, masjid, taman bermain,
rumah sakit, area memanah, jalan lebar, dengan row 8 meter hingga 12 meter,
lapangan olahraga menjadi rumah idaman bagi yang menyukai konsep lingkungan
syariah.
Jadi,
memiliki rumah bagi generasi milenial tidak mustahil. Asalkan yakin dan mau
berjuang untuk meraih impiannya. Jika perlu kencangkan ikat pinggang, hidup
sederhana dulu, tidak boros. Kreatif mencari sumber penghasilan lainnya. Insya Allah,
mimpi memiliki rumah pertama baik rumah subsidi atau rumah syariah akan segera
terwujud. Sesuaikan dengan anggaran pendapatan dan pangkas kebutuhan yang tidak
perlu.
Semoga
dengan Peringatan Hari Perumahan Nasional (HAPERNAS) di tahun 2020. Pencapaian
program sejuta rumah terwujud dan semakin banyak masyarakat yang memiliki rumah
dengan kemudahan akses pembayaran dan fasilitas yang diberikan oleh kementerian
PUPR. Memiliki rumah? Insya Allah bisa.
Sidoarjo, 13 Agustus 2020
Yusnawati
Sumber:
https://www.pu.go.id/berita/view/17657/kementerian-pupr-terus-permudah-persyaratan-kepemilikan-rumah-bersubsidi
https://www.pu.go.id/berita/view/18293/kementerian-pupr-mei-program-sejuta-rumah-capai-215-662-unit

Comments
Post a Comment
Silahkan berikan saran dan kritik terhadap tulisan ini